Asuhan Keperawatan CA Prostat
- Pengertian
Kanker prostate adalah kanker yang paling umum pada pria
(selain kanker kulit nonmelanoma) dan merupakan penyebab kedua kematian yang
paling umum akibat kanker pada pria Amerika yang berusia lebih dari 55 tahun.
Kanker prostate adalah kanker yang
paling prevalen secara keseluruhan insidennya hampir dua kali lipat dari
populasi umum dan angka kematian sekitar tiga kali lebih tinggi.
- Etiologi
Penyebab kanker prostate tidak diketahui, walaupun faktor genetik
dan lingkungan keduanya diperkirakan berperan. Risiko kanker prostate meningkat
pada pria yang keluarga dekatnya (first-degree elatives) mengidap penyakit ini,
pada pria Amerika keturunan Afrika dan pada pria yang terpajan ke toksin-toksin
okupasional atau lingkungan tertentu, misalnya kadmium. Kanker prostate
tampaknya berkaitan dengan kadar testoteron yang menetap seumur hidup. Kanker
prostate bersifat dependen testoteron sampai pada tahap akhir perjalanan
penyakit.
- Manifestasi Klinik
Kanker prostate pada tahap awalnya jarang menimbulkan gejala.
Gejala yang terjadi akibat obstruksi urinarius terjadi saat penyakit berada
pada tahap lanjut. Kanker ini cenderung beragam dalam perjalanannya. Jika
neoplasma cukup besar untuk menyumbat kolum kandung kemih, maka gejala dan
tanda obstruksi urinarius terjadi, seperti kesulitan dan sering berkemih,
retensi urin, dan penurunan ukuran serta kekuatan aliran urin. Gejala-gejala
yang berhubungan dengan metastasis mencakup sakit pinggang, nyeri panggul, rasa
tidak nyaman pada perineal dan rektal, anemia, penurunan berat badan,
kelemahan, mual dan oliguria (penurunan keluaran urin). Hematuria dapat terjadi
akibat kanker yang menyerang uretra atau kandung kemih atau keduanya.
Sayangnya, hal ini mungkin menjadi indikasi pertama yang jelas dari kanker prostate.
Berdasarkan anamnesis dan hasil biopsi, tumor prostate dapat
dibagi menjadi stadium A sampai D. tumor stadium A berdiferensiasi baik (A1)
atau jelek-sedang (A2) tetapi terbatas di kelenjar prostate. Tumor pria berusia
di atas 80 tahun. tumor stadium A tidak dapat diraba dengan pemeriksaan jari.
Tumor stadium B mencakup tumor nodus tunggal (B1) yang teraba pada pemeriksaan
jari dan terbatas di prostate. Tumor stadium C adalah massa besar yang mengisi keseluruhan kelenjar
prostate (C1) dan mungkin meluas melebihi batas-batas kelenjar (C2). Tumor
stadium D telah bermetastasis, dimana sel-sel kanker ditemukan di
kelenjar-kelenjar limfe regional panggul (D1) atau di tempat lain (D2), sering
di tulang.
- Deteksi Dini
Jika kanker prostate dideteksi pada tahap dini, kemungkinan
sembuhnya tinggi. Setiap pria yang berusia di atas 40 tahun harus menjalani
pemeriksaan rectal digital (DRE) sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan
tahunannya. Palpasi rectal berulang yang rutin pada kelenjar prostate (lebih
baik oleh pemeriksa yang sama) adalah penting karena kanker dini mungkin teraba
sebagai nodul di dalam substansi kelenjar atau sebagai suatu pengemusan yang
meluas dalam lobus posterior. Lesi yang lebih lanjut adalah sekeras batu dan terikat.
Pemeriksaan rectal digital juga memberikan informasi klinik yang penting
tentang rectum, sfingter ani dan kualitas feses.
- Penatalaksanaan
§
Eksisi kanker penis secara bedah, dengan atau
tanpa radiaasi dan kemoterapi
§
Untuk kanker testis, dilakuan pembedahan untuk
mengangkat testis yang terkena. Diberikan radiasi dan kemoterapi
§
Pada pria dengan kanker testis dilakukan
pemeriksaan sinar-X toraks dan biopsi kelenjar limfe untuk pemeriksaan
metastasis
§
Pada sebagian pria berusia lanjut dengan kanker
stadium A mungkin hanya diperluan pengawasan ketat
§
Prostatektomi radikal (pengangkatan prostate
secara bedah) atau terapi radiasi biasanya dilakukan untuk mengobati semua
tumor prostate stadium B dan C dan tumor stadium A pada pria muda. Tumor
stadium D diterapi dengan pemberian hormone untuk memperlambat penyebaran
penyakit dan tindakan-tindakan paliatif untuk mengurangi nyeri. Terapi hormone
yng lain adalah obat-obat anti androgen, terapi ekstrogen dan obat-obat yang
menghambat pelepasan gonadotropin-releasing
hormone hipotalamus (leuprolide). Dapat dilaukan orkitektomi (pengngkatan
testis) bersamaan dengan terapi hormone.
- Diagnosa Keperawatan
- Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d pembesaran prostate
- Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang Ca Prostat
- Resiko infeksi b.d p[roses inflamasi
- Intervensi
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
2
3
|
Gangguan rasa
nyaman : nyeri b.d pembesaran prostate
Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang Ca Prostat
Resiko infeksi b.d p[roses inflamasi
|
Nyeri akan
berkurang setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 3x24 jam dengan kriteria
hasil, klien akan:
-
pasien mengatakan nyeri berkurang.
-
Pasien menunjukan skala nyeri pada angka 3.
-
Ekspresi wajah klien rileks.
Cemas
berkurang setelah dilaukan penkes selama 1x24 jam dengan kriteria hasil klien
akan:
-mengidentifikasi
tanda dan gejala yang memerlukan evalusi medis
- melakuan
prosedur yang dipelukan untuk menjelaskan alasan dari suatu tindakan
-Memulai
perubahan gaya
hidup yang diperelukan dan ikut serta dalam regimen perawatan.
-Pasien
terlihat tenang
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam infeksi tidak menjadi actual
dengan criteria klien akan:
-tidak muncul
tanda-tanda infeksi
-menunjukkan teknik
untuk menciptakan lingkungan yang aman
|
-
Anjurkan klien untuk tirah baring
-
Beri analgetik sesuai advis dokter
-kaji patologi
masalah individu
-identifikasi
dan kaji ulang tanda dan gejala yang memerlukan intervensi medis cepat
-Beri penkes
pada klien tentang penyakitnya dan jelaskan mengenai terapi yang akan
dilakuan
- Pantau KU
klien
-
Catat terjadinya resiko infeksi
-
Pertahankan hidrasi adekuat dan nutrisi
|
-
-Mengurangi
ras nyeri
-informasi
dapat menurunkan perasaan cemas atau ketidaknyamanan
-Memperahankan
kesehatan umum, meningkatkan penyembuhan dan dapat mencegah kekambuhan
-Memberi
pengetahuan pada klien
-Mengambil
tindakan jika keadaan darurat
-
Kesadaran akan faktor resiko memberikan kesempatan
untuk membatasi resikonya
-
Memberi nutrisi yang cukup
|
DAFTAR PUSTAKA
(2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan.
Alih bahasa : Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.
Doengoes, Marilynn E. (2001). Rencana
Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC.
Brunner and Suddarth. (1996). Text book of
Medical-Surgical Nursing. EGC. Jakarta.
APrice, Sylvia and M. Wilson, Lorraine. 1992. Pathophysiology Fourth
Edition. Mosby Year Book. Michigan
Sepenuhnya bisa didownload disini
1 Komentar untuk "Asuhan Keperawatan dengan Ca Prostat"