MAKALAH BRONKOPNEMONI
PADA ANAK
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu visi pemerintah Indonesia
dalam pembangunan kesehatan yaitudengan mewujudkan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat dan penurunan angka kesakitan serta kematian pada balita.
Dari data di suatu rumah sakit didapatkan data 10 besar penyakit anak yaitu:
diare, febris, tipoid, bronkopnemoni, talasemia, febris kejang, bronchitis,
meningitis, demam berdarah, nefrotik sindrom dan hepatitis. Salah satunya
adalah bronkopnemoni penyakit ini bukannya tidak dapat disembuhkan ataupun
ditangani tetapi kebanyakan bayi atau anak meninggal karena tidak mendapatkan
pengobatan semestinya atau terlambat dibawa ke pelayanan kesehatan.
Bronkopnemoni merupakan masalah
ksehatan di dunia karena angka kematiannya yang tinggi, tidak hanya di negara
berkembang seperti Indonesia tetapi juga di negara maju seperti di Amerika
Serikat misalnya terdapat 2-2 juta kasus pertahun dengan jumlah kematian
rata-rata 45.000 orang.
B.
Tujuan
Penulisan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan dan mempelajari lebih dalam
tentang penyakit Bronchopneumonia melalui pendekatan proses keperawatan secara
komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pendekatan
pengkajian pada anak dengan Bronchopneumonia.
b. Mahasiswa mampu menganalisa atau
menemukan masalah keperawatan, merencanakan tindakan dan mengimplementasi serta
mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah direncanakan.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
- Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrate. (Whalley and Wong, 1996)
- Bronchopneumonia adalah frekuensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat (Suzanne G Bare, 1993)
- Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis yaitu radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing.(Sylvia Anderson, 1994)
- Bronchopneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing. (Ngastiah, 2003)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu
atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak
infiltrat yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
2. Etiologi
a.
Bakteri
Diplococus pneumonia, Pneumococcus,
Stretococcus Hemoliticus Aureus, Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander
(Klebsial Pneumoni), Mycobacterium Tuberculosis.
b.
Virus
Respiratory sintical virus, virus
influenza, virus sitomegalik.
c.
Jamur
Citoplasma Capsulatum, Criptococcus
Nepromas, Blastomices Dermatides, Cocedirides Immitis, Aspergilus Sp, Candida albicans,
Mycoplasma Pneumonia.
d. Benda Asing
·
Aspirasi makanan/susu/isi lambung
·
Keracunan hidrokarbon (minyak tanah,
bensin, dan sebagainya).
3.
Patofisiologi
Bronchopneumonia merupakan infeksi
sekuler yang biasanya disebabkan oleh virus penyebab Bronchopneumonia yang
masuk ke saluran pernapasan sehingga terjadi peradangan broncus dan alveolus.
Inflamasi broncus ditandai adanya penumpukan sekret sehingga terjadi demam,
batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai
alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps alveoli, emfisema dan
atelektasis.
Kolaps alveoli akan mengakibatkan
penyempitan jalan napas, sesak napas dan napas ronchi. Fibrosis bisa
menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas
yang berfungsi untuk melembabkan rongga pleura. Emfisema (tertimbunnya cairan
atau pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut daripembedahan. Atelektasis
mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, asidosis respiratori
pada klien terjadi sianosis, dipneu dan kelelahan yang akan mengakibatkan
terjadinya gagal napas.
4. Pathways (terlampir)
5. Manifestasi Klinik
a. Suhu meningkat 39-40OC
disertai menggigil
b. Napas sesak dan cepat
c. Pemeriksaan paru saat perkusi redup
d. Auskultasi: suara napas ronchi basah
yang halus dan nyaring
e. Batuk pilek yang mungkin berat
sampai terjadi insufisiensi pernapasan dimulai dengan infeksi bagian atas
f. Sakit kepala
g. Anoreksia
6.
Penularan
Penyakit ini merupakan penyakit
menular dengan cara penularan sebagai berikut:
a. Doplet infection (infeksi tetes)
melalui percikan mucus atau saliva.
b. Makanan dan minuman yang
terkontaminasi
c. Peralatan pernapasan yang
terkontaminasi
d. Penggunaan alat bantu pernapasan
secara bersama-sama
7.
Pencegahan
a. Hindari udara yang lembab
b. Pastikan kebersihan makanan, diri
dan lingkungan
c. Tingkatkan daya tahan tubuh dan
asupan gizi
d. Anjurkan untuk imunisasi lengkap dan
tepat waktu.
8.
Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Dapat diberikan Eritromicin 4 x 500
mg sehari atau tatrasiklin 3-4 mg sehari. Obat-obatan ini meringankan dan
mempercepat penyembuhan terutama pada kasus yang berat.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Istirahat, umunya penderita tidak
perlu dirawat, cukup istirahat di rumah.
2) Simptomatik terhadap batuk.
3) Diberikan mukolitik untuk
mengencerkan lendir dan ekpektoran untuk memudahkan pengeluaran dahak atau
getah radang dari paru.
4) Bila terdapat obtruksi jalan napas,
dan lendir diberikan broncodilator.
5) Pemberian oksigen umumnya tidak
diberikan kecuali kasus berat. Antibiotik yang paling baik adalah antibiotik
yang sesuai dengan penyebab yang mempunyai spektrum sempit.
6) Cairan intravena D5% dan KAEN 3A
7) Atipiterik diberikan apabila demam
8) Diet TKTP, selama masih sesak napas
hati-hati dalam pemberian makanan per oral.
9. Komplikasi
a. Atelektasis adalah pengembangan
paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat kurangnya
mobilisasi atau refleks batuk hilang. Terjadi apabila penumpukan sekret akibat
berkurangnya daya kembang paru-paru terus terjadi. Penumpukan sekret ini akan
menyebabkan obstruksi bronchus intrinsik. Obstruksi ini akan menyebabkan
atelektasis obstruksi dimana terjadi penyumbatan saluran udara yang menghambat
masuknya udara ke dalam alveolus.
b. Empisema adalah suatu keadaan dimana
terkumpulnya nanah dalam rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh
rongga pleura.
c. Abses paru adalah pengumpulan pus
dalam jaringan paru yang meradang
d. Infeksi sistemik
e. Endokarditis yaitu peradangan pada
setiap katup endokardial
f. Meningitis yaitu infeksi yang
menyerang selaput otak. Ini disebabkan apabila terjadi penyebaran virus
hemofilus influenza melalui hematogen ke sistem saraf sentral. Penyebaran juga
bisa dimulai saat terjadi infeksi saluran pernapasan.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1.
Riwayat
Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
·
Anoreksia, sukar menelan, mual dan
muntah
·
Batuk produktif, pernapasan cuping
hidung, pernapasan cepat dan dangkal, gelisah, sianosis.
·
Gelisah
·
Peningkatan
Suhu
·
Kelemahan
Fisik
·
Dipneu
b. Riwayat kesehatan masa lalu
·
Adanya
riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya: batuk, pilek, demam.
·
Riwayat penyakit yang berhubungandengan
imunitas seperti malnutris
c. Riwayat kesehatan keluarga
·
Anggota keluarga lain yang mengalami
sakit saluran pernapasan
2.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
fisik pada dada
· Inspeksi: Dipneu, takipneu, napas
cuping hidung, gerak badan naik turun pada daerah yang sakit
· Palpasi: fremitus suara normal
sampai dengan meningkat
· Auskultasi: Ronchi basah halus atau
vaskuler
· Perkusi: redup, batas tegas
3.
Pemeriksaan
Penunjang
Pengambilan sekret secara
broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi langsung, biakan dan tes resistensi
dapat menemukan atau mencari etiologinya tetapi cara ini tidak rutin dilakukan
karena sukar.
a. Pemeriksaan Laboratorium
· Leukosist à 15.000-40.000/m dengan
pergeseran LED meninggi
· Pemeriksaan darah menurut
lekositosis dengan lekositosis dengan prediominan PMN atau dapat ditemukan
leukopenia yang menandakan prognosis buruk, dapat ditemukan anemia ringan dan
sedang.
b. Pemeriksaan radiologis
·
Bercak
konsolidasi merata pada bronchopneumonia
·
Bercak
konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris
·
Gambaran
bronchopneumonia difus atau infiltrat intertitialis pada pneumonia stafilatok
B.
Diagnosa
Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan mukus.
2. Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan
perubahan membran kepiler
alveolar.
3. Gangguan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
4. Hipertermi
berhubungan dengan proses inflamasi paru.
5. Gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebih.
C.
Fokus Intervensi
1. Dx: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan mucus
Kh: ronki dan wheezing tidak ada, tidak sesak.
Intervensi:
·
Monitor pernapasan : irama dan frekuensi,
bunyi napas : wheezing, ronki
·
Beri posisi kepala lebih tinggi.
·
Lakukan nebulizer, fisioterapi napas dan
suction
2. Dx:
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
perubahan membran kepiler alveolar
Kh:
tidak sesak napas, , tidak sianosis, tidak ada retraksi subcosta dan intracosta
Intervensi:
·
Kaji tingkat kesadaran anak
·
Observasi warna kulit anak
·
Mengatur oksigen sesuai teraphy
·
Kurangi aktivitas anak
3. Dx:
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
Kh:
BB dalam batas normal, kebutuhan nutrisi terpenuhi, nafsu makan membaik
Intervensi:
·
Kaji status nutrisi pasien
·
Ketahui makanan kesukaan pasien
·
Monitor tanda-tanda kekurangan nutrisi
dan kemampuan anak untuk intake nutrisi.
·
Monitor berat badan dengan interval yang
tepat.
4. Dx:
Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi paru
Kh: Suhu tubuh dalam batas normal
Intervensi:
·
Observasi
TTV
·
Anjurkan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan cairan anak
·
Kompres
dengan air hangat
·
Kolaborasi
pemberian antipiretik
5. Dx: Gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebih
Kh:
Status keseimbangan cairan dan elektrolit terpenuhi
Intervensi:
·
Kaji
perubahan tanda vital, contoh :peningkatan suhu, takikardi,, hipotensi.
·
Anjurkan
keluarga untuk membantu memenuhi
kebutuhan cairan anak
·
Kaji turgor kulit, kelembaban membran
mukosa (bibir, lidah).
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Dari beberapa pengertian maka dapat disimpulkan bahwa
Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus
paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
·
Bronchopnemonia dapat menyebabkan
beberapa komplikasi serius seperti atelektasis, empisema, abses,iInfeksi sistemik, endokarditis,
meningitis
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta:
Salemba Medika.
Nanda, 2001. Diagnosis Keperawatan NANDA: Klasifikasi dan Definisi
2001-2002. Alih Bahasa: Ani Haryani, dkk, Jakarta: PSIKO-BOZ UGM.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Prince, S.A. & Wilson L.M. 1005. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit Edisi IV.
Wong, O.L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Sepenuhnya bisa didownload disini
0 Komentar untuk "Makalah Bronkopnemoni Pada Anak"